Senin, 26 Juli 2010

PARE OH PARE ............................

SEJARAH KAMPUNG BAHASA ASING 

Kampung inggris atau kampung bahasa adalah sebutan buat Dusun Singgahan, Desa Pelem, Kecamatan Pare Kabupaten Kediri, dimana ada puluhan tempat kursus bahasa asing berada. Hal ini tak lepas dari peran Muhammad Kalend Osen asal Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, 20 Februari 1945. Di kampung halamannya Pak Kalend berprofesi sebagai guru namun profesi sebagai guru di Kalimantan tidak membuatnya puas untuk menimba ilmu. Hingga pada usia 27 tahun dia memilih melanjutkan pendidikan di Pulau Jawa.

Pak Kalend

Pada tahun 1971 Pak Kalend belajar di Pondok Pesantren Modern Darusssalam, Gontor, Ponorogo. Di Gontor Kalend tidak sampai lulus hanya mengenyam pendidikan hingga kelas lima Kuliatul Muallimin Al Islamiyah (setara kelas dua SMA). Padahal saat itu usia Pak Kalend sekitar 31 tahun.

Sekitar tahun 1976, Pak Kalend datang ke Dusun Singgahan untuk belajar berguru kepada KH. Ahmad Yazid, tokoh agama setempat sekaligus pengasuh masjid dan Pondok Darul Falah. Kiai Yazid juga dikenal menguasai sembilan bahasa asing selain pengetahuan agama yang luas.

Sebenarnya Pak Kalend tidak sengaja memulai mengajar bahasa inggris. Saat itu ada dua mahasiswa semester akhir IAIN Sunan Ampel, Surabaya yang datang ke Pare untuk berguru bahasa inggris kepada Kiai Yazid. Kedua mahasiswa itu akan menjalani ujian akhir bahasa Inggris di kampusnya untuk mendapatkan gelar sarjana. Namun saat itu Kiai Yazid sedang keluar daerah, padahal ujian akhir tinggal lima hari lagi.

Akhirnya istri Kiai Yazid menyarankan mahasiswa tersebut untuk belajar bahasa Inggris kepada Pak Kalend. Pak Kalend pun memberanikan diri untuk mengajar dua mahasiswa itu, walau dia belum pernah mengenyam bangku kuliah. Akhirnya keduanya belajar bahasa Inggris bersama Kalend di Masjid Darul Falah selama lima hari untuk membahas 350 soal yang menjadi acuan untuk ujian bahasa Inggris dua mahasiswa itu.

Berbekal pelajaran dari Pak Kalend, kedua mahasiswa itu lulus dan menyandang gelar sarjana. Setelah ujian di IAIN Sunan Ampel Surabaya, kedua mahasiswa tersebut kembali berguru kepada Pak Kalend. Kisah sukses kedua mahasiswa itu lantas menyebar dari mulut ke mulut. Sejak saat itu banyak santri yang berguru kepada Pak Kalend. Akhirnya Pak Kalend mendirikan lembaga kursus yang diberi nama BEC, yang pada awalnya juga masih di serambi masjid. Pesertanya pun hanya remaja sekitar dan tanpa biaya.

Setelah BEC berdiri dan masyarakat luas mengetahui kampung inggris, bermunculan lembaga kursus lainnya yang berdampak positif bagi masyarakat sekitarnya. Secara tidak langsung, penduduk sekitar sangat merasakan manfaat dari sisi ekonomi. Awalnya penduduk sekitar bermata pencaharian sebagai petani, sekarang penduduk dapat membuka usaha lain seperti rumah kos, warung, warnet, toko, counter handphone, fotokopi dan sebagainya.

Selain dari segi ekonomi dampak positif lainnya adalah tingkat pendidikan masyarakat makin tinggi, pengetahuan bahasa masyarakat secara tidak langsung juga bertambah.

Tempat Tinggal/Kos

Sekarang sangat mudah memilih tempat tinggal atau Kos di kampung inggris ini begitu banyak penduduk yang membuka Kos untuk tempat tinggal sementara selama belajar disana. Ada dua jenis kos yaitu Kos biasa dan kos english area. kos biasa adalah kos yang hanya untuk tempat tinggal menginap saja. Kos dengan label English area yaitu kosan yang juga memiliki program bahasa English untuk menunjang materi di tempat kursus. Di kos english area ini anda wajib menggunakan bahasa inggris dalam komunikasi sehari-hari. Bahkan ada pembimbing khusus dari tempat kursus yang yang ditugaskan melatih bahasa inggris didalam kos. Sebuah kombinasi yang bagus, di dalam kursus diajari materi dan praktek di dalam kehidupan sehari-hari juga dipraktekkan disertai pembimbing di dalam Kos!
tarif kos pun super murah antara 50-100ribu. Makanan juga cukup murah rata-rata 3rb-5rb rupiah.

Lingkungan

Lingkungan di kampung inggris ini sangat kondusif. dan sangat membantu sekali mengembangkan kemampuan bahasa inggris kita. Di kampung inggris ini biaya hidup cukup murah, bahkan bisa dibilang sangat murah. Baik kos tempat tinggal ataupun makanan.sepeda Onthel adalah transportasi umum - kampung inggris pare bagi para siswa kursuasan meski ada juga yang membawa sepeda motor dari rumah. dan kalau pengen lebih murah jalan kaki saja karena hampir semua tempat kursusan jaraknya dekat.

Tidak usah bingung untuk transportasi, tersedia persewaan sepeda untuk transportasi ringan, umumnya 50rb rupiah per bulan apalagi bila ditanggung rame-rame dengan teman se-kos. Kalau dari luar kota transportasi juga cukup mudah karena kampung inggris ini dilewati bus dari surabaya-tulungagung.

Tempat Kursus

Cukup sulit untuk menyebutkan nama satu persatu dengan begitu banyak lembaga kursus di kampung inggris ini. akan dijelaskan dihalaman berikutnya daftar - daftar kursusan di pare. TerimakasihIngin bisa Bahasa Inggris? Coba belajar di Kampung Inggris yang bertempat di desa Tulungrejo, kecamatan Pare, Kota Kediri. Kampung Inggris sudah menjadi andalan bagi orang-orang dari seluruh Indonesia yang ingin pintar berbahasa Inggris.

Kalau ingin tahu tentang sejarahnya, saya tidak akan memberitahu, karena saya akan menyarankan untuk datang saja ke Kampung Inggris dan cari tahu sendiri kenapa namanya Kampung Inggris. Tapi saya akan memberitahu bahwa yang paling terpenting adalah kita semua bisa belajar Bahasa Inggris dari ujung-ke-ujung Kampung Inggris di Pare ini (teman-teman yang sudah datang lebih akrab dengan kota Pare daripada kota Kediri).
Nah, memang kalau mau belajar Bahasa Inggris bisa otodidak, tapi sama halnya seperti Bahasa Indonesia, terkadang kita masih suka salah dalam menyusun kata perkata ataupun kalimat perkalimat, dan bahkan suka salah bicara.
Kampung Inggris menawarkan dua jenis program, yaitu Grammar dan Speaking. Jika ingin datang ke sini sebaiknya kita sudah tau mau belajar apa. Kebanyakan yang belajar Grammar adalah orang-orang yang ingin bisa mengerjakan TOEFL ataupun IELTS, ataupun suka dengan kegiatan tulis menulis. Kalau yang speaking, yaa memang orang-orang yang senang berbicara, dan memang terasa keren kan kalau bisa lancar ngomong Bahasa Inggrisnya?
Terus gimana dong kalau mau belajar dua-duanya? Oh, pastinya boleh. Tapi sebaiknya fokus dalam satu hal, kalau Grammar ya Speaking nanti dulu, begitu juga sebaliknya. Kalau datang ke sini, sebaiknya ambil dulu program Speaking, baru setelah bisa ngomong cas-cis-cus, kita ambil Grammar. Kenapa? Karena saat kita bicara kita tidak perlu struktur bahasa yang formal, lengkap, dan indah kan? Yang penting maknanya dimengerti, jadi kalau ambil Grammar setelah itu Speaking, nantinya pasti akan bingung untuk memilih kata-kata karena kita sudah tau struktur bahasa yang benar ketika belajar Grammar. Ada istilah “BERHENTI BELAJAR GRAMMAR”, itu adalah prinsip ketika belajar Speaking, tapi itu hanya sementara, sampai kita lancar saja, setelah itu lanjutkan belajar Grammarnya. source : http://www.budiernanto.com/2010/06/kampung-inggris/

Dafta nama - nama Kursusan di pare beserta Alamat dan pemiliknya...

1 komentar:

ARif riadi mengatakan...

It's WondefuL....
Let's Join with sure team